Zahra terbangun dari tidurnya setelah mengalami mimpi buruk yang berulang-ulang. Ia selalu memimpikan dirinya tengah berada di tengah pusaran makam tidak terawat hanya berdua dengan seorang anak laki-laki berpakaian serba putih yang selalu menangis di samping sebuah nisan tanpa nama. Setiap kali terbangun di pagi hari, Ia akan memulai harinya dengan meminum sebuah teh rosemary hangat, sarapan dan kemudian berangkat ke kampus. Selain itu, ia juga rutin mengunjungi salah seorang psikiatris setiap dua minggu sekali. Tidak tahu untuk keperluan apa. Hanya mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh keluarganya sejak satu tahun terakhir. Di hari pertama semester itu, Zahra tidak sengaja bertemu dengan seorang laki-laki menyebalkan (Alva) yang kemudian berhasil membuatnya jatuh cinta. Hampir bersamaan dengan hubungan Zahra dan Alva yang semakin dekat, tiba-tiba saja hadir seorang laki-laki yang mengembalikan kartu identitas Zahra yang terjatuh di stasiun kereta api. Laki-laki itu bernama Yaska. Sejak pertama kali melihat wajah Yaska, Zahra selalu merasa kalau mereka pernah bertemu sebelumnya. Tapi ia tidak ingat kapan dan di mana tepatnya. Ia hanya mengira-ngira apakah benar mereka pernah bertemu atau hanya perasaannya saja.
