ABSTRAK
Fransiskus Jordi Hapsoro, 2023, NIT: 561911117049 N, “Analisa Keterlambatan
Proses Bongkar Muat KM. Nggapulu di Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya”, skripsi Program Studi Nautika, Program Diploma IV, Politeknik
Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing I:Manungku Trinata
Pramudhita,S.Si.T.,M.Pd, Pembimbing II: Arya Widiatmaja, S.ST., M.M
Dalam masalah memuat dan membongkar muatan dikapal managemen
waktu sangat diperhitungkan dikarenakan hal ini berhubungan dengan jumlah
muatan yang akan di muat serta waktu keberangkatan kapal yang sudah
terjadwalkan. Maka dari itu bila terjadi keterlambatan dalam proses pembongkaran
dan muat akan menyebabkan terlambatnya kapal berangkat dan melencengnya dari
jadwal yang sudah ditetapkan serta hal ini juga akan merugikan penumpang yang
seharusnya sampai ketujuan tepat waktu. Pada penelitian ini penulis merumuskan
masalah penelitian apa penyebab terjadinya keterlambatan proses bongkar dan
muat? Dan bagaimana cara memaksimalkan proses bongkar muat pada saat sandar
di Tanjung Perak Surabaya? Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti pada saat
melaksanakan praktek laut di KM. Nggapulu.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif yang berupa gambaran dan uraian dari sebuah objek
yang diteliti dengan berdasarkan fakta yang diperoleh langsung di lapangan.
Metode penelitian deskriptif kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan secara observasi, dokumentasi, wawancara serta studi pustaka yang
terkait, dan mengadalisa data dengan teknik triangulasi data.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan faktor-faktor keterlambatan proses
bongkar muat yang terjadi di pelabuhan Tg. Perak Surabaya yaitu faktor manusia
kurangnya tenaga kerja, faktor cuaca yang mempengaruhi kerjanya tenaga buruh
dapat terhenti, faktor peralatan pada jala-jala dan sling belt yang kurang serta
perawatan crane, dan faktor prosedur diperlukannya peran Third Officer dalam
penataan muatan. Adapun saran penulis memaksimalkan proses bongkar muat
dapat dilakukan dengan memaksimalkan banyaknya tenaga kerja yang sebanding
dengan banyaknya muatan yang akan dimuat serta kelengkapan fasilitas pendukung
untuk menunjang lancarnya proses bongkar muat dan menjaga komunikasi yang
baik antara pihak kapal dengan Shipper.