Integrated Transport Resource Catalog

Pepustakaan Pusat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Title
EVALUASI OPERASIONAL TONGKANG OLEH PENYEWA DI MUARA BERAU AKIBAT LARANGAN EKSPOR BATU BARA OLEH PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Collection Location
Repository PIP Semarang
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s)
MUHAMMAD, DAFFA ANDRIANSYAH
Subject(s)
Skripsi
TALK
Classification
Series Title
GMD
Electronic Resource
Language
Publisher
Publishing Year
2024
Publishing Place
Collation
Abstract/Notes
ABSTRAKSI
Daffa Andriansyah, Muhammad, 2023, “Evaluasi Operasional Tongkang oleh
Penyewa di Muara Berau Akibat Larangan Eskpor Batu Bara Oleh
Pemerintah Republik Indonesia”. Skripsi. Program Diploma IV, Program
Studi Tatalaksana Angkutan Laut dan Kepelabuhan, Politeknik Ilmu
Pelayaran Semarang, Pembimbing I: Fajar Transelasi, S.Tr., M.A.P
Pembimbing II: Capt. Suherman, M.Si., M.Mar
Indonesia menjadi salah satunya negara pertambangan batu bara
terkemuka di dunia. Pulau Kalimantan menjadi salah satu daerah produksi
pertambangan di Indonesia. Produsen batu bara terbesar keempat di dunia adalah
Indonesia. Kualitas batu bara merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan
guna untuk mendapatkan pemanfaatan yang terbaik bagi konsumen. Selama
berlangsungnya kegiatan transshipment di Muara Berau, batu bara dimuat
menggunakan kapal tongkang. Namun selama kegiatan proses transshipment
berlangsung berbagai kebijakan yang muncul di awal tahun 2022 yaitu larangan
ekspor batu bara yang berada di Indonesia selama 1 bulan dimulai pada 1 Januari
2022 sampai 31 Januari 2022 sehingga operasional tongkang tidak berjalan
dengan baik. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengevaluasi operasional
tongkang oleh penyewa yang berada di Muara Berau.
Metode yang digunakan oleh peneliti merupakan metode deskriptif
kualitatif. Adapun objek penelitian adalah Tongkang di Muara Berau. Penelitian
ini melakukan pengumpulan data observasi, wawancara, studi pustaka dan
dokumentasi yang terarah kepada seluruh informan yang terlibat langsung baik di
lapangan maupun kantor.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa proses
transshipment setelah adanya kebijakan larangan ekspor batu bara mengalami
ketidaksesuaian jadwal tongkang, kondisi dimana operasional tongkang tidak
dapat berkerja secara maksimal dan demurrage. Dampak yang di akibatkan oleh
berhentinya operasional tongkang adalah kerugian yang terjadi pada pihak
penyewa maupun shipper, perusahaan keagenan kapal dan pihak charterer kapal.
Upaya yang dilakukan peneliti yaitu penyewa harus benar-benar menata ulang
jadwal tongkang dengan baik selama adanya larangan ekspor batu bara, pemilik
muatan melakukan penjualan batu bara kepada pihak shipper yang membutuhkan
sehingga demurrage tidak bertambah waktu, penyewa harus benar-benar
memperhatikan komunikasi antara pihak charterer kapal tongkang.
Specific Detail Info
//repository.pip-semarang.ac.id/5099/