Abstraksi – Mooring merupakan sistem yang memiliki peran
dalam menunjang pengoperasian kapal digunakan sebagai
pengaman serta penghubung kapal di dermaga atau ship to
ship. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan mooring adalah pada
saat kapal berada di titik tertentu, menjauh dari jetty,
mengalami ketidakstabilan, mooring digunakan untuk
mempertahankan posisi kapal sehingga dapat melakukan
penyandaran, melaksanakan kegiatan bongkar muat hingga
proses pelepasan dengan aman. Pelaksanaan mooring
didasarkan pada kondisi cuaca di jetty, kekuatan tali, serta
peralatan mooring yang digunakan sehingga diperlukan
kemampuan untuk mengerti dan memahami akan standart
pengoperasian mooring.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan pola deskriptif. Teknik pengumpulan dan pengujian
keabsahan data dilakukan dengan melaksanakan observasi,
wawancara dengan sumber yang tekait, studi pustaka, dan
dokumentasi yang nantinya pengumpulan data akan di analisa
sehingga menghasilakan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor penyebab
putusnya tali saat lepas sandar di Jetty LPG Sluke Rembang
terjadi karena cuaca ekstrim, adanya angin kencang, terdapat
hempasan gelombang alun, pasang air laut yang tinggi, serta
kondisi tali mooring yang dinyatakan cukup atau masih layak
pakai.
