Abstrak- Kapal yang tidak memenuhi persyaratan sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Manual
Book akan berdampak kepada crew kapal dan dapat
menghambat seluruh kegiatan operasional pemuatan
menjadi tidak terarah, arus kerja berantakan, dan kinerja
para crew kapal pun tidak maksimal. Namun pada
kenyataannya setiap SOP yang ada masih belum diterapkan
pada kegiatan lapangan, salah satu contohnya adalah
seorang mualim jaga kurang memperhatikan alur proses
masuknya muatan sehingga menyebabkan terjadinya high
pressure atau tingginya tekanan muatan di dalam tangki
pada saat proses pemuatan LPG. Tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
berlangsungnya suatu penanganan muatan Liquefied
Petroleum Gases (LPG) dengan baik dan benar secara ship to
ship mengacu pada SOP dan Manual Book serta untuk
mengetahui akibat-akibat apa saja yang ditimbulkan ketika
kapal melaksanakan proses pemuatan Liquefied Petroleum
Gases (LPG) secara Ship To Ship yang tidak sesuai dengan
peraturan SOP.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif, dimana data yang didapatkan dari kapal MT.
Arimbi melalui observasi di atas kapal, wawancara dengan
narasumber, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan
terhadap Mualim I, Mualim II dan Mualim III sebagai
informan terkait proses pelaksanaan pemuatan LPG di atas
kapal. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sebagai
uji keabsahan data.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dan
hasil temuan atau data yang didapatkan peneliti di atas
kapal, maka dapat disimpulkan bahwa proses pemuatan
LPG secara Ship To Ship di kapal MT. Arimbi belum
memenuhi SOP karena masih terdapat beberapa crew dan
mualim jaga yang belum memenuhi prosedur dalam
melaksanakan pekerjaan. Akibat yang ditimbulkan adalah
terjadinya high pressure pada cargo tank serta mualim jaga
yang kurang memiliki pengetahuan mengenai SOP
pemuata