Kondisi cuaca sangat sulit untuk ditentukan, meskipun
dapat diprediksi dan dibaca dari pergerakan awan, tekanan
udara, kecepatan angin, arus dan pasang surut. Kondisi
cuaca ekstrem merupakan penyebab umum kecelakaan
kapal, terutama dalam lalu lintas pelayaran di daerah
pembentukan angin cyclon dan anticyclon seperti di
kawasan Laut China Selatan. Peristiwa tersebut terjadi
kepada penulis ketika melakukan pelayaran menuju
Caojing China untuk melakukan proses bongkar muatan
batu bara yang dibawa dari Taboneo Kalimantan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian pada
kapal MV Pacific Bulk ketika berlayar pada kondisi cuaca
ekstrem di perairan Laut China Selatan dan untuk
memahami tindakan yang tepat yang diambil oleh perwira
jaga ketika bernavigasi dalam kondisi cuaca ekstrem.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan
sumber data primer dan data sekunder. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Dalam penelitian ini proses analisis data
terdapat tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa ditemukan
beberapa kejadian pada kapal MV Pacific Bulk pada saat
bernavigasi dalam kondisi cuaca ekstrem yaitu liferaft di
haluan yang terlepas dari tempatnya, hatch cleat kendor
akibat dari guncangan kapal yang hebat karena tidak ada
persiapan dari kru kapal untuk menghadapi cuaca ekstrem.
Strategi perwira Nakhoda kapal MV Pacific Bulk saat
bernavigasi dalam kondisi cuaca ekstrem dengan mengubah
haluan kapal untuk menghindari kapal dari pusat typhoon.
