Penerapan Standar Operasional Prosedur Dalam Penanganan LOP (letter of
protest) Oleh Boarding Agent PT. Indo Dharma Transport Pada MV. Cl Seven
Asam-asam Anchorage
Kegiatan ekspor batubara di Kalimantan Selatan di
dominasi oleh jasa angkutan lau, karena memiliki
keuntungan biaya pengangkutan yang murah dengan
kapasitas muatan relatif besar. Asam-asam Anchorage
merupakan salah satu perairan di Kalimantan Selatan
yang banyak di singgahi kapal untuk kegiatan bongkar
muat batubara. Dalam pelaksanaan bongkar muat
batubara sering terjadi sebuah insiden yang disebabkan
oleh faktor manusia atau alam sehingga dapat
menimbulkan letter of protest, dampak yang terjadi
akibat timbulnya letter of protest saat transhipment
batubara, dan upaya untuk mencegah terjadinya
tubrukan antara mother vessel dengan tongkang saat
transhipment batubara.
Metode pengumpulan data dari penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka.
Metode pengumpulan data yang dilakukan dari berbagai
kegiatan diantaranya melakukan pengamatan secara
langsung saat transhipment batubara di MV. Cl Seven,
hasil wawancara dengan Nahkoda, foreman dan Surveyor,
mengumpulkan hasil dokumentasi, dan membaca
beberapa buku yang berhubungan dengan penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan teknik analisis fishbone analysis.
Hasil penelitian yang dilakukan saat bongkar muat
batubara sehingga menimbulkan letter of protest di
sebabkan oleh tubrukan antara mother vessel dengan
tongkang dikarenakan cuaca buruk sehingga tali mooring
putus, kurangnya inspection pengecekan kondisi tali,
kelalaian dan kecerobohan foreman, terjadinya tubrukan
antara mother vessel dengan tongkang adalah kegiatan
bongkar muat batubara menjadi terhambat dan
menimbulkan klaim dari shipowner. Upaya untuk
mencegah agar tidak terjadi tubrukan adalah,
melakukan pengarahan terhadap seluruh pihak yang
terlibat dalam kegiatan,dan foreman harus mengecek
kondisi tali mooring sebelum proses bongkar muat
dilaksankan