EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DAN KOORDINASI
ANTARA NAHKODA KAPAL MV. MUTIA LADJONI 9
DENGAN PIHAK AGEN
PT SAMUDERA PERDANA SELARAS
DI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG
ABSTRAKSI
Ardani, Dita, 2022, , “Efektivitas Komunikasi Dan Koordinasi Antara Nahkoda
Kapal MV. MUTIA LADJONI 9 Dengan Pihak Agen PT SAMUDERA
PERDANA SELARAS DI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG”,
Skripsi Program Diploma IV, Program Studi Tatalaksana Angkutan Laut
dan Kepelabuhan, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing I: Sri
Purwantini, S.E S.Pd, M.M., Pembimbing II: Purwantono S.Psi, M.Pd.
Dalam proses pelayanan kegiatan kapal di pelabuhan banyak melibatkan
nahkoda, agen dan instansi terkait yang saling berkoordinasi serta berkomunikasi
dalam menjalankan tugasnya.kurangnya komunikasi dan koordinasi yang baik
dapat menyebabkan permasalahan yang menghambat pekerjaan sehingga tidak
akan efektif dalam pelaksanaanya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui kendala apa yang timbul tentang pentingnya menjaga komunikasi
serta koordinasi antara Nahkoda kapal dengan Agen dalam proses pelayanan
kapal.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data didapat dari observasi dan dokumentasi di lapangan, proses
wawancara dengan nahkoda kapal, agen operasional kapal, pihak pandu.
Pembahasan mengenai efektivitas komunikasi dan koordinasi antara Nahkoda
kapal MV. Mutia Ladjoni 9 dengan pihak Agen PT Samudera Perdana Selaras
dapat diselesaikan dengan lebih menjaga komunikasi serta koordinasi antara
Nahkoda kapal dengan Agen dalam proses pelayanan kegiatan kapal dapat
berjalan dengan efektif dan lancar.
Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi dan koordinasi antara
Nahkoda kapal dengan Agen dalam proses pelayanan kegiatan penyandaran kapal
MV. Mutia Ladjoni 9 belum berjalan dengan lancer dan efektif, karena kurangnya
komunikasi serta koordinasi antara Nahkoda kapal dengan pihak Agen
menyebabkan kegiatan tersebut tidak berjalan dengan efektif. Ditemukan
beberapa kendala dan permasalahan didalamnya yaitu kurangnya pemberian
informasi yang terjadi di lapangan, perihal mesin kapal yang mati dan dibawa ke
kantor di Surabaya, sehingga kapal kapal harus melakukan shifting dermaga
dengan pergerakan pandu gendong.