Integrated Transport Resource Catalog

Pepustakaan Pusat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Title
PENGARUH KERUSAKAN AIR HORN PADA MV LUDWIG SCHULTE DI SUNGAI LONG TAU VIETNAM
Collection Location
Repository PIP Semarang
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s)
RAMADHAN, FAJAR
Subject(s)
Nautika
Classification
Series Title
GMD
Electronic Resource
Language
Publisher
Publishing Year
2024
Publishing Place
Collation
Abstract/Notes
Intisari - Keselamatan dalam bernavigasi merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan oleh perwira jaga untuk
mencegah bahaya tubrukan. Pada MV Ludwig Schulte terjadi
kerusakan pada air horn dimana hal tersebut dapat
menimbulkan bahaya tubrukan dengan kapal kecil maupun
kapal ikan yang sedang beroperasi di perairan Vietnam yang
mengancam keselamatan dalam bernavigasi.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
keselamatan navigasi dengan menganalisa rusaknya air horn
pada MV Ludwig Schulte dengan mengetahui faktor,
pengaruh, serta upaya yang dilakukan untuk menangani dan
mencegah terjadinya kerusakan air horn pada saat melewati
alur pelayaran sempit di Vietnam. Metode yang digunakan
adalah metode kualitatif deskriptif yang digunakan untuk
meneliti kondisi objek yang alamiah dimana penelitian sebagai
instrumen kunci.
Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa faktor rusaknya air horn disebabkan oleh
kurangnya perawatan dan menurunnya kualitas komponen
air horn karena usia pemakaian yang sudah tua. Disamping itu
juga didukung oleh kurangnya kesadaran forward station team
untuk melaporkan gejala rusaknya air horn. Dampak
rusaknya air horn berpengaruh terhadap tingginya peluang
munculnya bahaya navigasi seperti adanya resiko tubrukan
dengan kapal kecil dan kapal ikan. Selain itu adanya teguran
verbal dari pandu Vietnam yang dapat menyebabkan kapal
beresiko terkena denda dan tertahan di pelabuhan sampai air
horn berfungsi dengan optimal, serta kru kapal yang
berpotensi merasa kelelahan dikarenakan stand by di haluan
untuk memberi sinyal secara manual pada saat waktu
istirahat untuk persiapan mooring. Dari simpulan tersebut,
maka dapat dikemukakan saran kepada kru kapal untuk
meningkatkan kesadaran secara keseluruhan, melakukan
perawatan secara rutin sesuai dengan instruksi di buku
manual dan PMS, serta menyediakan sirine portabel yang
memiliki karakteristik suara dan frekuensi yang sama dengan
air horn untuk mencegah jika terjadinya kerusakan yang
membutuhkan waktu yang lama untuk diperbaiki.
Specific Detail Info
//repository.pip-semarang.ac.id/3969/