Integrated Transport Resource Catalog

Pepustakaan Pusat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Title
PENGARUH RUSAKNYA AIR HORN PADA MV LUDWIG SCHULTE DI LONG TAU RIVER VIETNAM
Collection Location
Repository PIP Semarang
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s)
RAMADHAN, FAJAR
Subject(s)
Nautika
Classification
Series Title
GMD
Electronic Resource
Language
Publisher
Publishing Year
2024
Publishing Place
Collation
Abstract/Notes
ABSTRAKSI
Ramadhan, Fajar. 2022. “Perngaruh Rusaknya Air Horn Pada MV Ludwig
Schulte di Long Tau River Vietnam”. Skripsi. Program Diploma IV, Program
Studi Nautika, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing I: Capt.
Dwi Antoro, M.M., M.Mar., Pembimbing II: Ria Hermina Sari, SS., M.Sc.
Keselamatan dalam bernavigasi merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan oleh perwira jaga untuk mencegah bahaya tubrukan. Pada MV Ludwig
Schulte terjadi kerusakan pada air horn dimana hal tersebut dapat menimbulkan
bahaya tubrukan dengan kapal kecil maupun kapal ikan yang sedang beroperasi di
perairan Vietnam yang mengancam keselamatan dalam bernavigasi.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan navigasi dengan
menganalisa rusaknya air horn pada MV Ludwig Schulte dengan mengetahui
faktor, pengaruh, serta upaya yang dilakukan untuk menangani dan mencegah
terjadinya kerusakan air horn pada saat melewati alur pelayaran sempit di Vietnam.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang digunakan untuk
meneliti kondisi objek yang alamiah dimana penelitian sebagai instrumen kunci.
Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
faktor rusaknya air horn disebabkan oleh kurangnya perawatan dan menurunnya
kualitas komponen air horn karena usia pemakaian yang sudah tua. Disamping itu
juga didukung oleh kurangnya kesadaran forward station team untuk melaporkan
gejala rusaknya air horn. Dampak rusaknya air horn berpengaruh terhadap
tingginya peluang munculnya bahaya navigasi seperti adanya resiko tubrukan
dengan kapal kecil dan kapal ikan. Selain itu adanya teguran verbal dari pandu
Vietnam yang dapat menyebabkan kapal beresiko terkena denda dan tertahan di
pelabuhan sampai air horn berfungsi dengan optimal, serta kru kapal yang
berpotensi merasa kelelahan dikarenakan stand by di haluan untuk memberi sinyal
secara manual pada saat waktu istirahat untuk persiapan mooring. Dari simpulan
tersebut, maka dapat dikemukakan saran kepada kru kapal untuk meningkatkan
kesadaran secara keseluruhan, melakukan perawatan secara rutin sesuai dengan
instruksi di buku manual dan PMS, serta menyediakan sirine portabel yang
memiliki karakteristik suara dan frekuensi yang sama dengan air horn untuk
mencegah jika terjadinya kerusakan yang membutuhkan waktu yang lama untuk
diperbaiki.
Specific Detail Info
//repository.pip-semarang.ac.id/3968/