Integrated Transport Resource Catalog

Pepustakaan Pusat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Title
OPTIMALISASI ENCLOSED SPACE ENTRY PROCEDURE DALAM MENGURANGI OCCUPATIONAL ACCIDENT DI MT. SOPHIE SCHULTE
Collection Location
Repository PIP Semarang
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s)
ADE, NIKO SETIYAWAN
Subject(s)
Nautika
Skripsi
Classification
Series Title
GMD
Electronic Resource
Language
Publisher
Publishing Year
2024
Publishing Place
Collation
Abstract/Notes
Setiawan, Ade Niko. 2021. “Optimalisasi Enclosed Space Entry Procedure Dalam
Mengurangi Occupational Accident Di MT. SOPHIE SCHULTE”, Program
Diploma IV, Program Studi Nautika, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang,
Pembimbing I: Slamet Riyadi, M.Si., M.Mar., Pembimbing II: Pranyoto,
S.PI., M.AP.
Enclosed space adalah sebuah ruangan yang memiliki kandungan oksigen
serta pencahayaan yang minim dikarenakan jarangnya pelaksanaan kerja di dalam
ruangan tersebut. Bahaya-bahaya yang ada di dalam ruang tertutup menyebabkan
dibutuhkannya prosedur khusus untuk memasuki ruangan tertutup. Berbagai
lembaga telah menerbitkan panduan teoretis terkait dengan prosedur memasuki
ruangan tertutup, namun dalam pelaksanaan kerja di lapangan, kecelakaan terkait
dengan ruangan tertutup tetap terjadi di atas kapal. Oleh karena itu, penelitian
mengenai prosedur memasuki ruang tertutup merupakan hal yang sangat penting
untuk dibahas dengan membandingkan antara prosedur yang tertulis secara teori
dengan pelaksanaannya di lingkungan kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab
kecelakaan yang terjadi di kapal peneliti serta usaha yang dilaksanakan untuk
mengurangi terjadinya kecelakaan di dalam ruangan tertutup. Peneliti
menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi,
dokumentasi dan mengadakan wawancara terhadap enam narasumber yang terkait
dengan proses pelaksanaan prosedur tersebut. Dalam melakukan pengolahan data
penelitian, peneliti menggunakan metode fishbone analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa overconfidence dan fatique crew,
kurangnya jumlah dan kualitas peralatan kerja kapal, pelaksanaan prosedur yang
tidak tepat, dan adanya gas beracun dari ruang muat menjadi faktor penyebab
kecelakaan. Dengan kejadian tersebut Nakhoda dan mualim meningkatkan
intensitas drill menjadi sebulan sekali serta meningkatkan pengawasan kepada kru
saat bekerja untuk memantau kondisi kru dan pekerjaan yang dilaksanakan. Diskusi
dengan pihak kantor juga dilaksanakan terkait dengan requisition dan pelaksanaan
Planned Management System (PMS) sangatlah diperlukan agar rencana perawatan
alat keselamatan dapat terlaksana dengan optimal. Saran dari mualim juga dibahas
terkait dengan prosedur yang telah ada.
Specific Detail Info
//repository.pip-semarang.ac.id/3324/