Yogi Bayu Anggana, 2021. NIT : 531611105987N, “Analisis Penyebab Terhambatnya Transmisi Radio MF/HF di Kapal MV. Sinar Banda”. Skripsi Program Studi Nautika, Program Diploma IV, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing I: Capt. SAMSUL HUDA, M.M., M.Mar Dan Pembimbing II: AWEL SURYADI, S.Si. T., M.Si.
Perangkat komunikasi Radio MF/HF merupakan perangkat komunikasi yang menggunakan sistem (Medium Frequency/High Frequency) yang diperuntukkan untuk keperluan maritim serta memenuhi ketentuan (International Maritime Organization) dalam hal kemampuan untuk memancarkan dan menerima sinyal marabahaya di laut. Perangkat ini dilengkapi dengan (maritime mobile service identity), sehingga selain dapat digunakan untuk memancarkan, menerima serta memonitor sinyal marabahaya, perangkat ini juga dapat digunakan untuk komunikasi biasa antara kapal ke kapal maupun kapal ke darat pada jarak frekuensi pengiriman antara 1,6 MHz sampai 27,5 MHz, serta jarak frekuensi 100 kHz sampai 30 Mhz, dan frekuensi 2182 kHz sebagai frekuensi marabahaya.
Dalam skripsi ini, Peneliti melaksanakan pengujian bulanan secara langsung terhadap Radio MF/HF, ketika dilakukan pengiriman berita marabahaya di laut andaman dan terjadi permasalahan, yaitu terhambatnya proses mengirim dan menerima berita marabahaya saat kapal berlayar di laut andaman yang terjadi akibat antena Single Side Band MF/HF yang lama tidak di lepas dan main board automatic tuner korslet, untuk menganalisa permasalahan ini, peneliti menggunakan metode teknik analisa data yaitu Fishbone Analysis, dan Job Hazard Analysis. Metode Fishbone Analysis, peneliti menggunakan untuk menganalisa faktor–faktor apa saja penyebabkan terhambatnya proses transmisi Radio MF/HF pada saat mengirim dan menerima berita darurat sehingga proses transmisi dapat bekerja secara optimal saat pengujian Radio MF/HF bulanan, maupun saat terjadi keadaan darurat.
Dengan melaksanakan upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja saat mengirim dan menerima berita marabahaya dengan optimal. Sehingga kegiatan pelayaran khususnya saat melakukan kegiatan komunikasi dan menghadapi keadaan darurat, berita marabahaya dapat dikirim dan diterima dengan cepat, dan akurat. Kerena jika terjadi keadaan darurat namun ada kendala dalam mengirim dan menerima berita, kapal akan kesulitan dalam melaporkan sekaligus meminta pertolongan, itu dapat membahayakan seluruh awak kapal.
