Abstraksi, Muatan kapal merupakan objek dari
pengangkutan dalam sistem transportasi laut, dengan
mengangkut muatan sebuah perusahaan pelayaran niaga
dapat memperoleh pendapatan dalam bentuk uang tambang
yang sangat menentukan dalam kelangsungan hidup
perusahaan dan membiayai kegiatan dipelabuhan. Ada
berbagai jenis muatan seperti Cargo, Gas, minyak dan
petikemas. Petikemaspun dibagilagi menjadi beberapa jenis
seperti Dangerous Goods, Iso tank dan masihbanyak lagi.
Muatan berbahaya adalah barang yang oleh karena sifatnya,
apabila di dalam penaganan pekerjaan, penimbun atau
penyimpangan tidak mengikuti petunjuk-petunjuk dan
peraturan peraturan serta persyaratan yangada maka dapat
menimbulkan bencana atau kerugian terhadap manusia,
benda dan lingkungan. (ridwan(1995 : 26). Ada yang
menggolongkan muatan berbahaya ialah jenis muatan yang
memerlukan pengawasan yang istimewa atau khusus,
seluruh muatan berbahaya harus memenuhi persyaratan
dari negara itu dimuat, negara asal kapal, negara dimana
muatan itu akan dipindahkan atau transhipment point, dan
negara tujuan (Istopo(1999:331). Dalam Hal ini perlu
penaganan khusus untuk Pemuatan Dangerous Goods agar
terhindar dari insiden saat berada di atas kapal.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan
metode-metode penelitian yang dapat digunakan untuk
menganalisa dan membahas masalah-masalah yang
ditemukan dari faktor-faktor dan data-data yang ada
sehingga diperoleh kesimpulan yang diperlukan yaitu Fish
Bone dan Metode Fault Tree Analysis guna mengurai dan
menganalisis terjadinya kesalahan pemuatan Dangerous
Goods dan bagaimana penanganan nnya.
Hasil penelitian menunjukan: faktor-faktor yang
mempengaruhi kurang optimalnya proses pemuatan
Container dangerous Goods, yaitu dari faktor peralatan dan
awak kapal. Yaitu peralatan yang tidak sesuai IMPA dan
awak kapal yang kurang megetahui penaganan Dangerous
Goods di atas kapal, maka dari itu terjadi kesalahan
penempatan muatan yang diakibatkan dari kurang nya
komunikasi awak kapal dan kurang nya pengetahuan awak
kapal.Pembahasan masalah dapat disimpulkan bahwa
terjadinya Delay pada saat bongkar muat dapat di
minimalisir dari peralatan yang sesuai standar dan awak
kapal yang familiar dengan Muatan berbahaya.