Abstraksi, Clinker merupakan muatan yang memiliki
diameter 0-40 mm dan tergolong muatan yang mudah
rusak apabila terkena air. Maka dari itu, penanganan
kargo clinker harus sesuai dengan prosedur dan juga alat
yang digunakan harus memenuhi standar. Apabila dalam
proses bongkar muat menghasilkan residu kargo yang
banyak maka hal tersebut akan merepotkan,
membahayakan serta merugikan banyak pihak. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui penyebab adanya residu
kargo serta melakukan cara untuk mengurangi adanya
residu kargo clinker pada saat proses bongkar muat.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Metode pengumpulan datanya dengan cara
studi kepustakaan, observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Kemudian dianalisa dengan menggunakan
fishbone analysis untuk menentukan akar permasalahanya
sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, dapat
disimpulkan bahwa penyebab adanya residu kargo clinker
adalah tidak terpenuhinya standar dalam proses bongkar
muat, pengabaian terhadap prosedur sebelum dan selama
proses bongkar muat, serta banyaknya kondisi peralatan
yang tidak sesuai dan tidak layak digunakan. Cara yang
dapat digunakan yaitu menerapkan dan mematuhi
prosedur, melakukan cargo crane inspection, mengadakan
safety meeting, menjalakan PMS (Plan Maintenance
System), mengadakan pembaharuan peralatan secara
berkala, pemilihan operator crane yang baik,
menggunakan penutup tarpaulin, serta selalu melakukan
koordinasi antara crew kapal dengan petugas bongkar
muat.