Indonesia merupakan negara konsumen minyak terbesar di
Asia Tenggara. Minyak ini diambil dari sumur minyak lalu
diangkut menggunakan kapal tanker menuju refinery untuk
diproses menjadi produk olahan minyak. MT. SC Explorer LIII
sebagai product oil tanker sering melaksanakan proses bongkar
muat, dimana dalam pelaksanaanya muatan harus sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kurangnya
pengetahuan crew kapal akan bahaya dalam melaksanakan
bongkar muat dan juga komunikasi yang kurang terampil oleh
crew kapal maupun darat dapat menghambat dalam pelaksanaan
bongkar muat product oil. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi kendala pelaksanaan bongkar muat product oil
di MT. SC Explorer LIII dan mengetahui upaya untuk mengatasi
kendala tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Observasi,
wawancara dan studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan
data. Untuk menguji keabsahan data, peneliti melakukan
perpanjangan pengamatan dan triangulasi metode. Data
dianalisis dengan berlandaskan pada teori ahli dengan metode
Reduksi data, Penyajian data, Menarik kesimpulan.
Analisis data menghasilkan simpulan bahwa kendala
utama pelaksanaan bongkar muat product oil di MT. SC
Explorer LIII adalah tidah sesuai prosedur proses bongkar muat
product oil, kurang tanggapnya crew kapal dlam menanggulangi
bahaya dan juga kemampuan berbahasa Inggris yang kurang
baik. Untuk mengatasi kendala ini, peneliti mensosialisasikan
Cargo Manual Procedur dan ISGOTT dalam pelaksanaan
bongkar muat dan juga membiasakan berbahasa Inggris yang
baik di MT. SC Explorer LIII
