Keterbatasan peralatan dan faktor manusia
mampu menghambat berjalannya proses bongkar dan
muat. Kerusakan muatan yang terjadi akibat keteledoran
dari stevedore ataupun karena kelelahan, menjadi faktor
utama kerusakan pada semen yang mengakibatkan
karung semen tersebut robek, ataupun terjatuh. Pokok
permasalahan yang dibahas di dalam skripsi ini adalah
faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat
penanganan muatan semen dalam palate saat kapal
berlayar maupun bongkar/muat, dan langkah apa saja
yang dilakukan untuk melindungi muatan semen dalam
palet pada saat kapal berlayar maupun bongkar/muat.
Landasan teori yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini adalah teori pelaksanaan pengamanan muatan semen
yang menggunkan palet, yaitu teori persiapan
pelaksanaan pemuatan dan pembongkaran, pelaksanaan
pemuatan dan pembongkaran, serta upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi. Disertai
pula kerangka pikir yang mendasari penulisan skripsi.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan teknik pengumpulan data: 1. Observasi, 2.
Wawancara, 3. Kepustakaan. Teknik analisis yang
digunakan adalah fishbone diagram. Peneliti juga
mengambil gambar guna mendukung keabsahan data
penelitian.
Pengamanan muatan semen dalam palet di MV.
Largo memiliki banyak faktor yang menghambat
pengamanan muatan di dalam palka, misalnya faktor
peralatan seperti forklift yang menggunakan mesin diesel
membuat palka dipenuhi dengan asap tebal sehingga
blower tidak mampu mengeluarkan udara secara
maksimal. Asap tersebut membuat jarak pandang
stevedore menjadi terbatas dan kesulitan untuk bernafas
di dalam palka ketika hendak memuat muatan semen.
Akibatnya pemuatan muatan semen di dalam palka
terhambat karena stevedore tidak bisa bekerja maksimal
karena faktor tersebut.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa
pengamanan muatan semen dalam palet jika didasari
oleh prinsip-prinsip pemuatan maka muatan semen akan
terhindar dari kerusakan.