Abstraksi, Di kapal tanker, bahaya kebakaran dan ledakan,
kemungkinan terjadinya sangat besar, di mana peraturan
internasional mensyaratkan bahwa kapal tanker dengan
bobot mati lebih dari 20.000 ton harus dilengkapi dengan
Inert Gas System (IGS) untuk mencegah kebakaran atau
ledakan di dalam tangki muatan. Namun, ketika melakukan
pembongkaran, Inert Gas System rusak yang
mengakibatkan proses pembongkaran dilakukan tanpa
menggunakan alat tersebut, para kru kapal dituntut untuk
dapat mengatasi masalah tersebut sehingga pembongkaran
akan terus dilaksanakan agar kapal tidak off hire.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
metode kualitatif dan menggunakan jenis penelitian
deskriptif observasional, sedangkan metode pengumpulan
data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi
dan studi pustaka terkait dengan penggunaan dan
perawatan Inert Gas System.
Dari hasil penelitian ini, dapat ketahui bagaimana cara
mengatasi kerusakan alat dengan mengurangi discharge
rate sehingga tidak ada penyusutan di tangki muatan
sebagai akibat dari kerusakan Inert Gas system. Katup
vakum dari PV valve dan mast riser dibuka secara manual
sehingga udara dapat masuk dan mengganti volume cairan
yang dipompa keluar. Selama pembongkaran dilakukan
dengan mengurangi discharge rate, chief engineer dan
masinis melakukan perbaikan pada IG scrubber yang
mengalami kerurusakan pada bagian demister. Setelah IG
scrubber diperbaiki dan Inert Gas System dapat dinyalakan
kembali, pembongkaran berjalan seperti sebelumnya
dengan mengembalikan discherge rate awal dan menutup
katup vakum pv valve dan mast riser. Pembongkaran
dilakukan sesuai dengan International Safety Guide for Oil
Tankers and Teminals.