Abstraksi - Kerusakan peralatan muat bongkar disebabkan
oleh kondisi peralatan muat bongkar yang tidak layak
dikarenakan perawatan yang tidak tepat pada peralatan
muat bongkar. Tentunya hal ini membuat proses muat
bongkar tersebut berjalan lambat. Di kapal MV. Sri
Wandari Indah, terdapat 7 (tujuh) palka dimana ketujuh
palka tersebut besarnya tidak sama. Alat bongkar muat
yang ada di kapal MV. Sri Wandari Indah yaitu crane
buatan Fuji yang memiliki SWL (Safety Working Load) 25
MT. Ketika proses muat bongkar batu bara dalam bentuk
curah dari kapal ke tongkang yang menggunakan grab,
masih terdapat kendala crane yang membuat proses muat
bongkar tersebut berjalan dengan lambat. Hal ini
dikarenakan sering terjadinya kerusakan pada crane.
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode
fishbone analysis sebagai metode untuk menentukan faktor
permasalahan dan SWOT sebagai metode untuk mencari
cara penyelesaian permasalahan. Adapun rumusan masalah
dari penelitian ini adalah : faktor apa saja yang
mempengaruhi proses bongkar muat, dampak perawatan
crane yang tidak rutin terhadap proses bongkar muat, dan
bagaimana upaya yang dilakukan terhadap crane untuk
mengoptimalkan proses bongkar muat.
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi proses bongkar muat ada 4 (Peralatan,
Manajemen, Keadaan lingkungan, dan Manusia). Dampak
perawatan crane yang tidak rutin mengakibatkan crane
sering mengalami kerusakan sehingga proses bongkar muat
melambat, dan upaya yang dilakukan terhadap crane untuk
mengoptimalkan proses bongkar muat adalah dengan
menerapkan perawatan sesuai Manual Book, membuat
checklist perawatan, pengawasan terhadap perawatan
crane, dan membuat checklist peralatan yang harus
diamankan setelah bongkar muat