Aktivitas yang terjadi di atas kapal membuat jumlah sampah dan minyak bekas meningkat, dengan jumlah tangki penampungan yang terbatas, serta tidak memungkinkan untuk membuang sampah atau minyak di laut, maka dibutuhkan suatu cara untuk mengurangi jumlah sampah dan minyak bekas, yaitu dengan dibakar menggunakan pesawat bantu incinerator. Namun di kapal M.V. Guenther Schulte pesawat bantu incinerator tersebut mengalami penurunan kinerja sehingga tidak berpengaruh terhadap jumlah sampah dan minyak bekas yang ada di atas kapal. Untuk mengetahui rumusan masalah yaitu faktor penyebab menurunnya kinerja incinerator, dampak yang ditimbulkan serta tindakan yang harus dilakukan agar incinerator bekerja dengan optimal, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). Teknik pengumpulan data ini dilakukan melalui studi kepustakaan, membagikan kuisioner serta observasi secara langsung terhadap subyek yang berhubungan dengan pesawat bantu incinerator. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah karena kurangnya perawatan dan pengawasan terhadap operasional pesawat bantu tersebut, sehingga tanda-tanda kerusakan tidak tersadari dan mengakibatkan proses pembakaran terhambat. Untuk mengatasi permasalahan di atas agar kinerja pada pesawat bantu dapat berlangsung normal, perlu dilakukan perbaikan dan pengawasan yang lebih serius dari seluruh awak kamar mesin dengan meningkatkan kewaspadaan, agar tanda-tanda kerusakan dapat terdeteksi secara dini dikemudian hari.
