Absrtaksi, Dalam proses olah gerak masuk suatu alur pelayaran sempit atau sungai, dibutuhkan suatu keahlian khusus dan perhatian lebih dibanding berlayar di laut bebas.Selain masalah lebar alur dan kedalaman sungai, lalu lintas yang ramai juga bisa mengakibatkan bahaya terhadap kapal, seperti bahaya tubrukan dan kandas. Mengolah gerak kapal dapat diartikan sebagai menguasai kapal, baik dalam keadaan diam maupun bergerak seefisien mungkin dengan mempergunakan sarana yang terdapat di kapal itu seperti mesin, kemudi dan lain-lain.
Landasan teori yang digunakan dalam penulisan ini menjelaskan tentang pengendalian olah gerak memasuki alur pelayaran sempit sungai Kapuas dan mengantisifasi hambatan-hambatan pada saat berolah gerak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif berupa kata-kata tertulis dari objek yang diteliti, dengan cara melakukan pendekatan terhadap obyek melalui wawancara dan juga data-data yang yang berhubungan dengan proses olah gerak memasuki alur sungai Kapuas pada kapal MT.Angelia XVI.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MT.Angelia XVI, terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat proses pengendalian olah gerak saat memasuki alur sungai Kapuas baik dari dalam maupun luar kapal, yang diantaranya yaitu kemampuan olah gerak kapal itu tersebut, lebar sungai, kedalaman sungai, pasang surut serta pengaruh dari arus dan angin. Untuk mengatasinya hal hal tersebut adalah dengan cara menghindari larangan-larangan yang di tetapkan, melakukan pengamatan yang baik selama berlayar, dan berlayar dengan kecepatan aman, sehingga tujuan dari bernavigasi yang aman, cepat, dan tepat dapat terwujud.
Kata kunci : Pengendalian Olah Gerak, Alur Pelayaran Sempit.
