Penanganan muatan peti kemas yang baik dan memenuhi aturan pemuatan secara langsung menjamin keselamatan pelayaran itu sendiri, banyak perusahaan pelayaran di Indonesia yang mempunyai manajemen kurang baik khususnya kapal peti kemas. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh pekerjaan yang efektif. Kinerja ABK dan peralatan lashing di atas kapal harus lebih diperhatikan oleh perusahaan untuk menunjang keselamatan dalam pelayaran. Seharusnya penananganan muatan peti kemas di atas kapal haruslah sesuai dengan prosedur yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif. Penulis beranjak dari studi kasus yang menghasilkan input data kualitatif (persepsi manusia) dengan bantuan kuesioner. Dalam analisisnya, data kualitatif tersebut akan diolah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan SPSS versi 16. Hasil penelitian menjelaskan perubahan sebesar 37,3%. Sehingga dapat dinyatakan bahwa Kinerja ABK dan peralatan lashing secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif terhadap penanganan muatan peti kemas dan tingkat hubungannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa 37,3% penanganan muatan peti kemas dipengaruhi oleh kinerja ABK dan peralatan lashing, sedangkan 62,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian.
Kata kunci: Kinerja ABK, Peralatan Lashing, Penanganan Muatan Peti Kemas