ABSTRAKSI
Vicky Febrian, 2018, NIT : 51145200.N, “Peran Nakhoda Dan Perwira Jaga Dalam Pengumpulan Data Terkait Pertimbangan Menghadapi Kecelakaan Di Boryeong Pada MV. Energy Prosperity”, skripsi Program Studi Nautika, Program Diploma IV, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing Materi (I): Capt. H. Agus Subardi, M.Mar., Pembimbing Metodologi dan Penulisan (II): Nita Setiyaningsih, S.Pd, M.Hum.
Transportasi laut dipandang sebagai sarana yang paling efektif dalam menjawab tingginya permintaan suatu komoditas di tempat-tempat tertentu. Pertumbuhan ekonomi dunia berimbas pada tingginya permintaan akan sumber daya manusia yang berkualitas, SDM tersebut harus mampu menunjang proses pendistribusian dimana unsur keselamatan dan keamanan dapat terpenuhi. Agar distribusi dapat berjalan dengan baik, diperlukan upaya untuk memastikan pelaksanaan pelayaran berjalan dengan baik berdasarkan regulasi yang berlaku. Hal ini didukung dengan kehadiran nakhoda dan perwira jaga sebagai pihak yang lebih berpengalaman, diharapkan nakhoda dan perwira jaga dapat mendeteksi error yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Terdapat human error yang terlihat jelas atau pun tak terdeteksi, hal ini yang kemudian dikaitkan dengan pelaksanaan navigasi yang ideal di atas kapal.
Human error merupakan kendala yang harus segera diatasi, hal ini dapat terjawab dengan memaksimalkan peran nakhoda dan perwira jaga dalam mengoptimalkan koordinasi bridge team. Maka dari itu, penelitian ini membahas tentang error factor yang dapat menghambat koordinasi kerja bridge team. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah FTA (Fault Tree Analysis) dan USG (Urgency, Seriousness, and Growth). Peneliti berusaha memaparkan data hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan metode wawancara, observasi langsung selama melaksanakan penelitian di atas kapal, maupun menurut referensi dari buku-buku terkait.
Kendala yang dialami kapal terdiri dari Active Failures dan Latent Failures, dimana masing-masing faktor dapat menghambat operasional kapal dalam menghindari ancaman bahaya. Latent Failures meningkatkan peluang terjadinya kesalahan pada pelaksanaan bridge team, hal ini menjadikan Active Failures lebih mungkin untuk terjadi. Kedua faktor tersebut menjadi kendala yang dialami kapal sehingga kapal berada di kondisi dimana ia tidak sanggup menghindari bahaya navigasi di hadapannya. Mengingat pentingnya faktor tersebut, maka masalah ini memerlukan suatu solusi, maka dari itu pada akhir bagian skripsi peneliti memberikan kesimpulan dan saran.
Kata kunci: Human error, navigasi, bridge team.