Bantalan kereta api di Indonesia rata - rata terbuat dari material beton bertulang, dalam Peraturan Menteri Perhubungan nomor 60 Tahun 2012 disebutkan bahwa salah satu persyaratan material bantalan beton merupakan bantalan beton dengan struktur prategang. Metode Elemen Hingga (MEH) merupakan salah satu analisa numerik yang banyak digunakan untuk memecahkan masalah perhitungan struktur. Penggunaan MEH dengan aplikasi membantu mempermudah engineering untuk melakukan iterasi perhitungan, sehingga didapatkan hasil pendekatan yang menyerupai kondisi struktur sesungguhnya. Model bantalan beton kereta api yang digunakan adalah untuk lebar spoor 1067 mm dengan tipe N-67 produksi PT WIKA. Benda Uji dimodelkan sebagai Elemen Hingga pada aplikasi MEH dan kemudian dilakukan analisis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perilaku struktur dari Bantalan Beton KA menggunakan MEH. Spesifikasi bantalan beton prategang dengan kuat tekan beton fc’ = 54 Mpa dan kuat tarik tulangan baja fy = 1400 Mpa. Properti material untuk memodelkan bantalan beton merujuk pada penelitian [1]. Berdasarkan hasil analisa menggunakan software MEH didapatkan nilai tegangan tekan (compressive stress) bantalan beton sebesar 11,706 Mpa dan tegangan tarik (Tensile stress) bantalan beton sebesar 4,326 Mpa, selanjutnya untuk nilai lendutan (displacement) didapatkan hasil 0,083 mm terletak di tengah bantalan. Disimpulkan pula berdasarkan hasil evaluasi pada persamaan (Attard and Setunge, 1996) bahwa model benda uji bantalan beton dapat menumpu beban yang dipersyaratkan.