“Putra mahkota bukan seorang raja. Dia akan tetap putra mahkota jika seseorang mendahului merebut tahtanya.”
Majapahit dibayangi kekacauan.
Di tengah ketidakpastian akan kesehatan Sri Wikramawardhana, sosok Mpu Pamor tampil sebagai orang kepercayaan sekaligus tabib yang sangat diandalkan Stri Dyah Kencana Wungu. Tak seorang pun tahu, sang tabib membawa dendam masa lalu.
Diliputi kecemasan, Stri Dyah Kencana Wungu mengambil alih sementara kekuasaan ayahandanya. Namun, intrik di dalam istana, kehadiran Raden Gajah, serta berbagai masalah yang timbul, meletakkannya dalam arena yang membingungkan.
Ia bahkan terpaksa menyingkirkan orang-orang yang dipercayainya.